1. DEFINISI
Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofobik
Mola
hidatidosa merupakan kehamilan yang dihubungkan dengan edema vesikular
dari vili korialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus yang
intak. Secara histologis terdapat proliferasi trofoblast dengan berbagai
tingkatan hiperplasia dan displasia. Vili khorialis terisi cairan,
membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah.
2. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, Amerika latin dibandingkan dengan negara – negara barat. Menurut Drake th 2006, insiden terjadi kehamilan mola yaitu 1-2 kehamilan per 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan Eropa Insidensi
mola hidatidosa dilaporkan Moore dkk (2005) pada bagian barat Amerika
Serikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1000-1500 kehamilan.
Mola hidatidosa ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus
medisinalis. Di Asia insidensi mola 15 kali lebih tinggi daripada di
Amerika Serikat, dengan Jepang yang melaporkan bahwa terjadi 2 kejadian
kehamilan mola dari 1000 kehamilan. Sedangkan
di Korea Selatan insiden kehamilan mola yaitu 40 kehamilan per 1000
kelahiran (Kim, 2004). Secara etnis wanita Filipina, Asia Tenggara dan
Meksiko, lebih sering menderita mola daripada wanita kulit putih Amerika. Di negara-negara Timur Jauh beberapa sumber memperkirakan insidensi mola lebih tinggi lagi yakni 1:120 kehamilan.
Faktor risiko terjadinya mola yaitu wanita
pada remaja awal atau usia perimenopausal amat sangat beresiko. Wanita
yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita
usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko 7 kali dibanding wanita yang
lebih muda hal ini dikaitkan dengan kualitas sel telur yang kurang baik
pada wanita usia ini.. Paritas tidak mempengaruhi faktor risiko ini. Risiko
lainnya yaitu riwayat keguguran 2 kali atau lebih, riwayat kehamilan
mola sebelumnya juga dapat meningkatkan kejadian mola hingga lebih dari
10 kali lipat. Secara epidemiologi mola komplit dapat meningkat bila
wanita kekurangan carotene dan defisiensi vitamin A. Sedangkan mola
parsialis lebih sering tejadi pada wanita dengan tingkat pendidikan
tinggi, menstruasi yang tidak teratur dan wanita perokok.
3. PATOLOGI
Mola
hidatidosa sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung
berisi cairan jernih merupakan kista-kista kecil seperti anggur dan
dapat mengisi seluruh cavum uteri. Secara histopatologic kadang-kadang
ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa
juga terjadi kehamilan ganda mola dimana satu jenis tumbuh dan yang
satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi,
mulai dari yang kecil sampai yang berdiameter lebih dari 1 cm.
Mola hidatidosa terbagi menjadi:
1) Mola Hidatidosa Komplit
Mola
hidatidosa komplit yaitu kehamilan mola tanpa adanya janin. Pada
pemeriksaan kandungan dijumpai pembesaran rahim tetapi tidak teraba
bagian tubuh janin. Hal ini disebabkan 1 sperma membuahi sel telur
dengan gen yang sudah tidak aktif, kemudian kromosom paternal berkembang
menjadi kromosom 46 XX atau 46 XY yang sepenuhnya merupakan kromosom
sang ayah, sehingga didapati perkembangan plasenta tanpa adanya janin.
Mola hidatidosa komplit
tidak berisi jaringan fetus. 90 % biasanya terdiri dari kariotipe 46,XX
dan 10% 46,XY, diploid. Semua kromosom berasal dari paternal. Ovum yang
tidak bernukleus mengalami fertilisasi oleh sperma haploid yang
kemudian berduplikasi sendiri, atau satu ovum kosong dibuahi oleh 2
sperma(proses androgenesis). Pada mola yang komplit,
vili khoriales berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih.
Ukuran vesikel bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai
beberapa sentimeter dan sering berkelompok-kelompok menggantung pada tangkai kecil memiliki ciri seperti buah anggur “honeycomb appearance” atau “cluster of grapes” dan terdapat trofoblastik hiperplasia. Risiko terjadi choriokarsinoma lebih besar daripada tipe mola hidatidosa parsial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar