Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib
diberikan sejak bayi:
- Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
- Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
- Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
- Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
- Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah
tanda baik yang membuktikan vaksin
betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi
adalah sebagai
berikut:
BCG:
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan
kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian
pembengkakan
menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah �10
mm. Luka
akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
DPT:
Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT,
tetapi panas akan turun
dan hilang
dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau
bengkak di
tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
mendapatkan
pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak
timbul,
tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan
perlindungan,
dan imunisasi tidak perlu diulang.
Polio:
Jarang timbuk efek samping.
Campak:
Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah
penyuntikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar