ASKEB III (NIFAS) |
A.
Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kritis yang
memerlukan pemantauan yang melekat, dan asuhan pada masa nifas dapat mencegah
beberapa kematian yang diperkirakan 50% angka kematian dalam 24 jam (Prawirohardjo,S, 2001).
Asuhan nifas dilakukan paling sedikit 4
kali, untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah‑masalah yang terjadi, dilakukan pada :
Kunjungan
I : 6-8 jam pasca persalinan.
Kunjungan
II : 6 hari pasca persalinan.
Kunjungan
III : 2 minggu pasca persalinan.
Kunjungan
IV : 6 minggu pasca persalinan.
Asuhan nifas dilakukan untuk
menemukan kondisi yang tidak normal dan masalah masalah kegawatdaruratan pada
ibu dan perlu tidaknya rujukan terhadap keadaan kritis yang terjadi (Saifuddin, 2002).
Pada laporan ilmiah ini,penulis mengupas mengenai asuhan kebidanan
pada masa nifas yaitu 2 jam post partum normal yang
ditemukan penulis pada lahan praktek di BPS Siti Musa’adah, Beringin, Ngaliyan-Semarang.
B.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Praktikan
memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan
menerapkan manajemen kebidanan pada ibu nifas normal.Praktikan mampu memberi
asuhan kebidanan pada ibu nifas normal.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mampu
melakukan anamnesa dengan menggunakan komunikasi yang baik dan benar kepada ibu
hamil, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2.
Mampu
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara lengkap dengan
benar dan tepat pada ibu hamil.
3.
Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau
informasi yang telah diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan.
4.
Mampu membuat suatu perencanaan tindakan berdasarkan
analisa yang telah ditentukan.
5.
Mampu
melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun.
6.
Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan
yang dilakukan.
7.
Mampu membuat pendokumentasian menggunakan metode SOAP.
C.
Metodologi Penulisan
Metode dalam penulisan ini adalah diskriptif
yaitu menggunakan gambaran secara garis besar serta teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi : wawancara (anamnesa) untuk
mendapatkan data‑data yang diperlukan (data subjektif), metode observasi untuk
mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien,
metode pemeriksaan fisik untuk memperjelas data-data, pemeriksaan laboratorium
sebagai data penunjang serta metode kepustakaan untuk perkaya khasanah ilmiah
yang mendukung pelaksanaan study kasus. (Sastroasmoro,
1995)
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan laporan studi kasus ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metodologi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB
II Tinjauan teori berisi konsep dasar
nifas, kebutuhan masa nifas dan asuhan yang diberikan pada masa nifas.
BAB
III Tinjauan kasus berisi pengelolaan
kasus.
BAB
IV Pembahasan
BAB
V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Ada beberapa
pengertian masa nifas :
1.
Masa nifas tidak kurang
dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan
pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999).
2.
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
3.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu (Abdul Bari,2000:122).
4.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
5.
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan
waktu 6- 12 minggu (Ibrahim C, 1998).
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masa nifas merupakan masa
setelah lahirnya plasenta hingga kembalinya organ-organ reproduksi seperti
semula dengan kisaran waktu 6-12 minggu.
Dalam
bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerpurium,
yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium
berarti masa setelah melahirkan.
Nifas
di bagi dalam 3 periode :
1.
Puerperium dini
Kepulihan
ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2.
Puerperium intermedial
Kepulihan
menyeluruh alat-alat genital.
3.
Remote puerperium
Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna.
2.2
PERUBAHAN
FISIOLOGIS MASA NIFAS
a. Perubahan Sistem
Reproduksi
Pada sistem reproduksi akan terjadi
involusi uterus, dimana terjadi proses kembalinya uterus seperti keadaan semula
sebelum hamil. Proses involusi berlangsung selama 6 minggu dan selama proses
ini berlangsung berat uterus berkurang sekitar 500 gram setiap minggunya,
begitu juga ukuran serviks hingga akan menutup selebar 2 jari. Proses involusi
uterus ini disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri. Pada hari pertama,
TFU di atas simpisis pubis atau sekitar 12 cm . Proses ini terus berlangsung
dengan penurunan TFU setiap 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU
berkisar 5 cm.
Fundus uteri sekitar tiga
jam pos partum di bawah pusat, selama dua hari berikutnya besarnya tidak seberapa
berkurang, tetapi
setelah dua hari uterus mengecil dengan cepatnya sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah enam minggu
uterus pada ukuran semula. Setelah
plasenta lahir berat uterus 1000 gram, minggu I : 500 gram, minggu II : 375
gram, minggu ke III : 50-60 gram.
Penurunan TFU
Hari I
post parturn : setinggi pusat
Hari
ke-5 post partum : pertengahan pusat
simpisis
Hari
ke-10 post partum : tidak teraba
Sedangkan
perubahan yang terjadi pada serviks ialah segera postpartum bentuk serviks agak
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin.
Pada
masa nifas terlihat pengeluaran cairan yang biasa disebut dengan lokia.
Perubahan lokia dibagi dalam 4 tahap :
1.
Lokia rubra
Hari
pertama dan kedua merupakan darah segar sisa-sisa selaput ketuban, sisa
mekonium (feses janin), sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, dan lanugo.
2. Lokia
sanguinolenta
Hari ketiga hingga hari
ketujuh cairan yang
keluar adalah lokia sanguinolenta, terdiri atas darah dan sisa jaringan.
3.
Lokia serosa
Seminggu kemudian hingga 2 minggu, cairan yang keluar
mulai berwarna kekuningan atau disebut lokia serosa.
4.
Lokia alba
Setelah dua minggu, cairan yang keluar
mulai berwarna putih atau disebut lokia alba.
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat
persiaapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar mammae untuk mengahadapi masa
laktasi ini. Perubahan yang terdapat pada mammae, antara lain :
1.
Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan
lemak.
2.
Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan, berwarna kuning (kolostrum).
3.
Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mammae
4.
Adanya pengaruh hormon prolaktin yang berfungsi untuk menghasilkan ASI.
b. Perubahan Sistem
Pencernaan
Penurunan produksi progesteron,
menyebabkan nyeri ulu hati dan konstipasi, terutama dalam beberapa hari
pertama. Ini terjadi karena kurangnya aktivitas motilitas usus akibat kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan.
c. Perubahan Sistem
Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3
hari postpartum, ini dikarenakan saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi
ini akan kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal postpartum,
kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh
adanya overdistensi pada saat kala 2 persalinan dan pengeluaran urine yang
tertahan selama proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma
saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam
postpartum.
d. Perubahan Sistem
Endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding
uterus, kadar HCG dan HPL secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7
hari postpartum. HCG sudah tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari
postpartum.
e. Perubahan
Sistem Kardiovaskuler
Curah jantung meningkat selama
persalinan dan berlangsung sampai kala tiga ketika volume darah uterus
dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan
kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum.
f.
Perubahan
Sistem Hematologi
Terjadi peningkatan sel darah putih yang
merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan. Hal ini dapat meningkat
pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah serta
volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari postpartum, konsentrasi
hematokrit menurun sekitar 2 % atau lebih. Total kehilangan darah pada saat
persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml.
2.3
KEBUTUHAN
DASAR IBU NIFAS
Ibu
dalam masa nifas juga memerlukan perhatian khusus seperti di kala hamil, Ibu
nifaspun mempunyai kebutuhan dasar yang bisa membantu proses pemulihan.
Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut antara lain :
1.
Nutrisi dan Cairan
Tidak
ada pantangan apa pun dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas. Ibu nifas
harus mendapat nutrisi dengan tambahan kalori 200-500 kalori yang sangat
berguna untuk produksi ASI dan proses penyembuhan. Nutrisi ini harus dipenuhi
dengan makan makanan yang bergizi.
2.
Ambulasi
Ambulasi
sedini mungkin sangat diperlukan, kecuali jika ada kontraindikasi. Ambulasi ini
berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah terjadinya tromboflebitis,
meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga mencegah
distensi abdominal dan konstipasi. Ambulasi pada ibu nifas dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kekuatan dan kemampuan Ibu.
3.
Eliminasi
Eliminasi
juga penting untuk ibu nifas karena mencegah terjadinya distensi abdominal.
Berbagai rangsangan dapat diberikan pada ibu jika mengalami kesulitan dalam
eliminasi, seperti rendam duduk dan kompres hangat.
4.
Higiene
Area
perineum merupakan daerah yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam hal
kebersihan. Ibu terkadang merasa takut untuk menyentuh area tersebut, terutama
pada ibu yang terdapat luka jahit di perineum. Bidan bisa mengajarkan ibu
dengan cara mengalirkan air hangat ke atas vulva perineum setelah berkemih atau
defekasi. Payudara juga harus diperhatikan kebersihannya, dengan melakukan
perawatan payudara secara rutin akan terhindar dari infeksi.
5.
Istirahat
Ibu
nifas juga membutuhkan istirahat yang cukup untuk membantu mempercepat
pemulihan organ-organ dan kelancaran produksi ASI. Istirahat ini dapat
dilakukan dengan tidur siang dan tidur malam.
2.4
ADAPTASI
PSIKOLOGIS MASA NIFAS
Dalam masa transisi, ibu terkadang
mengalami stres emosional terhadap perannya sebagai ibu baru. Ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1.
Respons dan dukungan
dari keluarga dan teman
2.
Hubungan antara
pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3.
Pengalaman melahirkan
dan membesarkan anak yang lain
4.
Pengaruh budaya
Menurut Rubin, tahapan
adaptasi psikologis ibu nifas terjadi dalam 3 tahap :
1.
Taking
in
Periode
ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, pada umumnya ibu bersikap pasif dan
tergantung, dan perhatiannya tertuju pada perubahan tubuhnya. Pada tahap ini
ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
2.
Taking
hold
Berlangsung
2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua
yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya. Ibu akan berusaha
keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi, namun ibu agak sensitif
dan merasa tidak mahir dalam merawat bayinya, sehingga ibu sangat membutuhkan
dukungan emosional dari keluarga serta nasihat dari bidan untuk menerima
pengetahuan dan kritikan.
3.
Letting
go
Terjadi
setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian
yang diberikan oleh keluarga, Ibu mengambil tanggung jawab penuh dalam merawat
bayinya. Umumnya pada periode ini sering terjadi depresi postpartum.
2.5
TUJUAN
ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan dari
perawatan nifas ini adalah :
1.
Memulihkan kesehatan
umum penderita
a. Menyediakan
makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi
anemia
c. Mencegah
infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengembalikan
kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah.
2.
Mempertahankan
kesehatan psikologis
3.
Mencegah infeksi dan
komplikasi
4.
Memperlancar pembentukan
air susu ibu
5.
Mengajarkan ibu untuk
melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi
dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal.
2.6
KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL
MASA NIFAS
Paling sedikit 4 kali
kunjungan nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas :
a.
Kunjungan I : 6‑8
jam pasca persalinan.
Tujuan :
1)
Mencegah perdarahan masa
nifas akibat atonia uteri
2)
Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
3)
Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
4)
Pemberian ASI awal
5)
Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir
6)
Menjaga bayi tetap sehat
dengan mencegah hipotermi
7)
Jika petugas kesehatan
menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b.
Kunjungan II : 6
hari pasca persalinan
Tujuan :
1)
Memastikan involusi
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak
ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2)
Manilai adanya demam
3)
Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
4)
Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit
5)
Memberi konseling kepada ibu tentang asuhan kepada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
c.
Kunjungan III : 2
minggu pasca persalinan
Tujuan : sama dengan 6 hari pasca persalinan.
d.
Kunjungan IV : 6
minggu pasca persalinan.
Tujuan :
1)
Mengkaji tentang
kemungkinan penyulit pada ibu
2)
Memberi konseling keluarga
berencana (KB) secara dini
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
NY. N, P1A0,
USIA 22 TAHUN, 2 JAM POST PARTUM
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 15
Februari 2010
Waktu : 16.30
WIB
Tempat : BPS
Siti Musa’adah
II. BIODATA
Nama ibu : Ny.
N Nama suami : Tn.
S
Umur : 22
tahun Umur : 28
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu
rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Suku
bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Dukuh
RT.04/02, Alamat : Dukuh
RT.04/02,
Ngaliyan Ngaliyan
III.
DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan Datang :
Ibu nifas
Keluhan
Utama :
Ibu mengatakan perutnya mules
2.
Riwayat Obstetri :
a.
Riwayat menstruasi :
Menarche : 13
tahun
Lama : ±
7 hari
Banyak : 2-3x
ganti pembalut/hari
Siklus : ±
28 hari
b.
Riwayat
Kehamilan/Persalinan :
Yang lalu :
Ini merupakan kehamilan dan persalinan yang
pertama
Sekarang
:
G1P0A0
Tempat persalinan : bidan
Jenis persalinan :
normal
Komplikasi persalianan :
tidak ada
Keadaan plasenta dan tali pusat : plasenta
dan tali pusat lahir lengkap, ukuran dan berat normal, tidak ada infark
Lama persalianan :
-
Kala I : 9
jam
-
Kala II : 20
menit
-
Kala III : 10
menit
-
Kala IV : 2
jam
Jumlah perdarahan :
-
Kala I : 0
cc
-
Kala II : ±
50 cc
-
Kala III : ±
100 cc
-
Kala IV : ±
20 cc
Keadaan bayi :
Ditolong oleh : bidan
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal/jam lahir : 15 Februari 2010 / 14.15 WIB
BB = 3100 gram,
PB = 45cm, LK = 31 cm, LD = 32 cm
APGAR SCORE :
9-10-10
Kelainan bawaan :
tidak ada
3.
Riwayat Perkawinan :
Status nikah : sah
Lama nikah : ± 1 tahun
Ibu menikah 1 kali dengan suami yang
sekarang
4.
Riwayat Penyakit :
Dahulu : Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis,
asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.
Sekarang : Ibu
mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis,
asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.
Keluarga : Ibu
mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat keturunan kembar, penyakit jantung,
hipertensi, DM, hepatitis, asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.
5.
Riwayat KB :
Ibu belum pernah menggunakan KB apapun
6.
Pola Kebutuhan Dasar
Sehari-hari :
· Pola
Nutrisi : makan
terakhir jam 14.30 WIB, porsi sedang, menu : nasi, lauk, sayur, minum air putih
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
· Pola
Eliminasi : ibu belum BAB, BAK terakhir jam 15.30 WIB
Keluhan : ibu masih takut saat mau BAK
· Pola
istirahat : ibu belum tidur setelah melahirkan
Keluhan : ibu merasa mengantuk
· Pola
aktivitas : ibu masih berbaring di tempat tidur
Keluhan : ibu merasa lemas
· Personal
hygiene :
ibu telah mandi dan berganti pakaian yang bersih
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
· Pola
sexual : ibu
belum melaksanakan hubungan seksual setelah melahirkan
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
· Psiko,
sosial, spiritual, cultural : ibu merasa
senang dengan kelahiran bayinya. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga
baik. Ibu beribadah sesuai dengan agamanya. Ibu tidak menganut adat istiadat
yang bertentangan dengan kesehatan
· Pola
kebiasaan hidup sehat : ibu tidak
mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang, tidak merokok
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
· Pola
menyusui : ibu telah menyusui bayinya setiap 1 jam, namun belum lancar
Keluhan : ibu masih belum lancar saat menyusui
· Tingkat
pengetahuan : ibu tahu bagaimana merawat bayinya dan menjaga kesehatan dirinya
· Psikologis : ibu
terlihat senang dengan kelahiran bayinya
IV.
DATA OBYEKTIF
1.
Keadaan umum : baik
2.
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80
mmHg
Nadi : 82x/menit
T : 37oC
RR : 22x/menit
3.
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesocephal,
kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak mudah rontok
Muka : tidak
ada oedema
Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : simetris,
gerak nafas teratur
Perut : tidak
ada pembesaran hati dan limpa
Ekstremitas : simetris,
tidak ada varises, tidak ada oedema
Genetalia : tidak
ada infeksi, jahitan perineum baik
Anus : tidak
ada hemoroid
4.
Pemeriksaan Obstetri :
Muka : tidak
ada oedema
Payudara : membesar,
putting menonjol, air susu telah keluar, mammae bersih
Abdomen : tidak
ada bekas operasi, TFU 1 jari di bawah pusat, uterus keras
Genetalia : tidak
ada oedema, tidak ada varises, jahitan perineum baik
PPV : lochea rubra,
jumlah ± 50 cc, bau : amis/khas, warna : merah
Ekstremitas : homan
sign tidak ada tanda tromboflebitis
5.
Penunjang :
Tidak
dilakukan
V.
ANALISA
Ny.
N, P1A0, umur 22 tahun, 2 jam post partum, fase taking
in, dengan kebutuhan nutrisi dan ambulasi dini
VI.
PLANNING
Tanggal 15 Februari
2010, jam 16.35 WIB
1.
Memberitahu ibu bahwa
kondisinya dalam keadaan normal
Hasil : ibu
mengetahui kondisinya normal
2.
Menganjurkan ibu untuk
makan dan minum guna mengembalikan tenaganya
Hasil : ibu
bersedia makan dan minum
3.
Menjelaskan pada ibu
bahwa perut mulas adalah hal yang wajar saat ibu dalam masa awal-awal nifas
Hasil : ibu
mengerti bahwa perut terasa mulas merupakan hal yang wajar
4.
Menganjurkan pada ibu
untuk istirahat yang cukup
Hasil : ibu
bersedia istirahat yang cukup
5.
Menganjurkan pada ibu
untuk senantiasa menjaga kebersihan daerah genetalianya dan merawat jahitan
perineumnya
Hasil : ibu
bersedia menjaga kebersihan daerah genetalianya dan merawat jahitan perineumnya
6.
Menyarankan pada ibu
cara ambulasi dini yaitu dengan tidur miring, jalan-jalan, guna mengembalikan
kondisi tubuhnya
Hasil : ibu
mengerti cara ambulasi dini dan bersedia mempraktekannya
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis sebagai praktikan akan mencoba membandingkan antara
teori yang diperoleh dengan pelaksanaan asuhan kebidanan di lapangan mulai dari
pengkajian sampai dengan pelaksanaan asuhan kebidanan yaitu asuhan kebidanan
pada ibu nifas normal.
Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal di
lapangan hampir sama dengan teori yang diperoleh, mulai dari pengkajian sampai
dengan pelaksanaan asuhan kebidanan. Pada kasus di sini kita perlu mengkaji
biodata identitas ibu dan alasan kedatangannya hal ini dimaksudkan supaya
mengetahui komplikasi pada ibu nifas sedini mungkin.. Kita juga perlu mengkaji
reaksi atau dukungan keluarga terhadap keadaan ibu dalam masa nifas. Selain itu
juga perlu dikaji tentang keluhan atau apa yang dirasakan ibu yang mengganggu
ketidaknyamanan ibu pada waktu masa nifas, riwayat kesehatan ibu dan keluarga,
tentang riwayat haid ibu, riwayat kehamilan dan persalinan yang terdahulu,
riwayat perkawinan, riwayat KB, kita juga perlu mengkaji reaksi atau dukungan
keluarga terhadap masa nifas saat ini. Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan
fisik.
Pengkajian serta pemeriksaan yang dilakukan dalam kunjungan masa nifas yang
dilakukan untuk mengetahui apakah ada keabnormalan pada masa nifas, seperti
kemungkinan gangguan involusi unteri, perdarahan, infeksi masa nifas, atau
keadaan lain yang dapat membahayakan ibu. Oleh karena itu, ibu nifas sangat
perlu memeriksakan dirinya untuk hal tersebut.
Sebagai bidan dalam praktiknya harus mengetahui keadaan ibu yang memang
membutuhkan pemeriksaan yang baik agar ibu terhindar dari kesakitan akibat masa
nifas, berdasar prinsip sayang ibu.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan kepada ibu pada
masa nifas normal, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas normal tidak ada perbedaan yang
menyolok antara teori dan praktek semua dikerjakan sesuai apa yang ada dalam
teori.
2. Dalam menerapkan manajemen kebidanan
penulis pada kasus ini mulai dari pengkajian sampai evaluasi, tidak didapatkan
masalah yang spesifik, karena ibu nifas masih dalam
batas normal, yang didukung dengan data penunjang, sehingga penulis dapat
menganalisa / menegakkan diagnosa serta melaksanakan asuhan kebidanan.
B.
Saran
·
Untuk Bidan
-
Betapa pentingnya penerapan asuhan kebidanan masa nifas, karena masa ini
merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayi, dengan meningkatkan
pengetahuan serta mutu pelayanan kesehatan.
-
Pentingnya memberikan konseling yang terus menerus tentang pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat merubah perilaku yang
kurang mendukung terhadap kesehatan.
·
Untuk Ibu dan Keluarga
-
Untuk ibu nifas
sebaiknya selalu memperhatikan kebutuhan dirinya, seperti nutrisi yang cukup,
serta kebersihan dirinya secara keseluruhan, karena pada masa nifas sangat
rentan terhadap infeksi.
-
Untuk keluarga
hendaknya selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan selalu
membantu ibu dalam merawat bayinya dan
memenuhi kebutuhannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian
Obstetri & Ginekologi, FK.Unpad. (1993). Obstetri, Bandung : Elstar
Doenges, Marilynn
E. (2001). Rencana perawatan maternal
bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta
: EGC.
DepKes RI. (1994). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta
: Bantuan Bank Dunia IBRD Loan 3298..
JNKP ‑ KR. (2001). Pelatihan Asuhan Persalinan bersih dan aman.
Jakarta : JHPIEGO.
Prawirohardjo, S, (1995). Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo, S, (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, S, (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar